Jumat, 25 Oktober 2013

Penyakit Degeneratif dan Autoimun



A.     Penyakit  Degeneratif
Pengertian penyakit degeneratif secara umum dikatakan bahwa penyakit ini merupakan proses penurunan fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun ada kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit. Akibat yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, dan bisa juga akan berakhir dengan kematian.
          Penyebab utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi. Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk food di hampir seluruh sudut kota. Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah. Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamatedan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Junk food hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Masih menurut WHO, hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar.
Berikut ini 10 perilaku tidak sehat yang sering kita lakukan, serta cara mengatasinya:

1. Stress Berlebihan
 Sejak dulu, kita tahu bahwa stres yang berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang dan memacu resiko penyakit jantung, serta membuat kita tidak nyaman. Stres yang berlebihan juga memacu penuaan dini. Ibu-ibu yang memiliki anak-anak dengan penyakit kronis merupakan orang-orang yang mengalami stres, dan mengalami penuaan dini yang paling ekstrim.
Cara cepat untuk mengurangi stres adalah dengan menarik nafas dalam-dalam yang disebut dengan pernafasan difragmatik. Untuk jangka panjangnya, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang dapat mengurangi stres Anda.

2. Minum Alkohol
 Bukan merupakan suatu kebetulan bila alkohol merupakan kabar buruk mengenai stres. Para wanita sebaiknya membatasi diri meminum minuman beralkohol. Berbagai gangguan kesehatan juga bisa timbul dari kebiasaan minum alkohol yang berlebihan. Termasuk serangan jantung, kangker hati, kanker tenggorokan, dan kanker payudara.

3. Kurang Bergerak
 Dengan sedikit menggerakkan tubuh, kita dapat memperpanjang hidup serta mengurangi kelebihan berat, mengurangi stres, dan bahkan mencegah penyakit Alzheimer. Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu hanya dengan berjanji pada diri sendiri bahwa kita akan lebih aktif. Parkirlah mobil dari jauh pintu masuk, menggunakan tangga dan tidak menggunakan lift, melakukan olahraga/senam, jalan kaki selama 30 menit atau lebih banyak selama lima kali atau lebih dalam satu minggu.

4. Mengkonsumsi Makanan Berlemak
 Lemak yang dikonsumsi secara berlebihan dapat memacu kolesterol tinggi dan merangsang penyakit jantung. Biasakan diri Anda untuk mengkonsumsi makanan yang non-kolesterol dan berkadar lemak rendah.

Tips: Takar asupan lemak, jangan lebih dari 10 persen (atau kurang) dari seluruh kalori.

5. Merokok
 Untuk mengurangi bahaya kanker dan kerutan dini, Anda dapat mengganti rokok dengan permen karet rasa nikotin. Berdasarkan penelitian di tahun 2004, permen karet rasa nikotin memberikan hasil dua kali lipat dimana perokok berhenti merokok dibandingkan dengan keinginan/janji si perokok untuk berhenti merokok.

6. Menghirup Udara Polusi
 Polusi udara dapat menyebabkan batuk dan sakit mata/mata perih dan hal ini berhubungan dengan serangan pada penyakit asma dan saluran pernafasan. Usahakan untuk berada di dalam ruangan sebanyak yang Anda bisa bila kadar udara sedang tinggi.

7. Terlalu Sering Kena Sinar Matahari
 Batasi diri Anda dari sengatan sinar matahari dan gunakan tabir matahari, paling tidak yang mengandung SPF 15 untuk mencegah resiko kanker kulit dan juga kerutan.

8. Kurang Tidur
Kurang tidur berhubungan dengan obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi dan masalah ingatan. Singkirkan segera televisi dan benda-benda elektronik lain yang mengganggu ketenangan dari kamar tidur Anda. Tata ulang kamar tidur Anda dan ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman dengan lampu yang temaram yang membuat Anda tidur dengan nyenyak.

9. Kelebihan Berat Badan
 Kelebihan berat badan dapat memicu kemungkinan penyakit serangan jantung, diabetes, bahkan kanker. Penelitian mutakhir menyatakan jenis diet yang dilakukan kurang penting dibandingkan dengan komitmen Anda untuk melakukan diet tersebut dengan disiplin.

10. Mengonsumsi Gula Berlebih
Gula yang berlebihan dapat menaikkan berat badan dan kemungkinan terserang penyakit jantung. Ahli nutrisi menyarankan untuk menjaga tambahan gula pada makanan kecil/cemilan dan kue-kue kering sampai 12 sendok teh per hari pada diet berkalori 2200. Selain itu ganti makanan yang manis-manis dengan buah-buahan dan sayuran segar.

Macam macam jenis penyakit degeneratif ini antara lain :

1)    Osteoporosis
o   Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan densitas dan kualitas tulang, sehingga menjadi rapuh dan mudah mengalami fraktur (patah tulang).
o   Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
o   Densitas tulang adalah jumlah materi mineral (missal Calsium) per cm3 tulang.
o   Densitas tulang mencapai puncaknya pada awal usia 20-an, dan selanjutnya menurun sejalan dengan bertambahnya usia.

a.     Osteoporosis primer

·        Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

b.    Osteoporosis sekunder

·        Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :

o  Cushing's disease
o  Hyperthyroidism
o  Hyperparathyroidism
o  Hypogonadism
o  Kelainan hepar
o  Kegagalan ginjal kronis
o  Kurang gerak
o  Kebiasaan minum alkohol
o  Pemakai obat-obatan/corticosteroid
o  Kelebihan kafein
o  Merokok
·        Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

c.      Osteoporosis anak

·        Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.
·        Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
2)    Rheumatoid Arthritis
o   Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) adalah penyakit otoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri)  yang mengakibatkan kelainan peradangan yang bersifat kronik dan sistemik, menyerang berbagai jaringan dan organ tubuh, terutama sendi untuk pergerakan.
o   Kelainan yang ditimbulkan bersifat nyeri dan menyebabkan kecacatan, jika tak ditangani secara adekuat menyebabkan kehilangan fungsi dan mobilitas.
o   Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.
o   Gejala :
      Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun
      Demam
      Nafsu makan menurun
      Berat badan menurun
      Lemah
      Kurang darah
o   Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya.
o   Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
3)    Osteo-Arthritis
o   Osteoarthritis (pengapuran atau  OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah penyakit degeneratif berupa radang sendi atau kerusakan tulang rawan sendi, menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, dan terbatasnya gerakan sendi.
o   Penyakit ini merupakan bentuk radang sendi (arthritis) yang paling banyak ditemukan.
o   Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
o   Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.
o   Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun) adalah osteoartritis.
o   Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
      Wanita berusia lebih dari 45 tahun
      Kelebihan berat badan
      Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar
      Menderita kelemahan otot paha
      Pernah mengalami patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat.


4)    Arteriosclerosis
o   Arteriosclerosis adalah penyakit kronik berupa penebalan, pengerasan, dan hilangnya elastisitas dinding pembuluh darah.
o   Arteriosclerosis disebabkan oleh deposit lemak pada lapisan dalam dinding pembuluh darah, mengakibatkan gangguan peredaran darah.
o   Arteriosclerosis mengacu pada penebalan dan pengerasan arteri . Arteriosclerosis adalah istilah umum yang menggambarkan setiap pengerasan (dan hilangnya elastisitas) arteri menengah.
o   Seharusnya tidak bingung dengan aterosklerosis , yang merupakan bentuk spesifik dari arteriosklerosis disebabkan oleh penumpukan plak lemak dalam arteri. Arteriosclerosis juga telah disebut myoconditis, tetapi istilah ini tidak lagi digunakan secara umum.
o   Arteriosclerosis obliterans biasanya terlihat pada arteri menengah dan besar dari ekstremitas bawah. Ditandai dengan fibrosis dan kalsifikasi intima dari media. Lumen kapal dapat dihapuskan atau nyata menyempit.
o   Medial sclerosis kalsifikasi ( Monckeberg yang kalsifikasi sclerosis ) terlihat terutama pada orang tua, umumnya dalam arteri dari ekstremitas. Ditandai dengan kalsifikasi dari Media Tunica tetapi tanpa penebalan intima atau penyempitan lumen pembuluh. Suatu bentuk yang serupa dari kalsifikasi intramural, menampilkan gambar dari sebuah fase awal arteriosclerosis, tampaknya disebabkan oleh sejumlah obat yang memiliki mekanisme antiproliferatif tindakan.
o   Asal usul lesi arteriosclerotic bisa menjadi penyebaran endotel. Diperkirakan bahwa beberapa gangguan jaringan mungkin faktor inisiasi, dikombinasikan dengan faktor risiko seperti hipertensi, mempromosikan lebih sering terjadinya arteriosclerosis dalam beberapa kelompok individu.
      Biasanya terlihat pada arteri menengah dan besar dari ekstremitas bawah.
      Ditandai dengan fibrosis dan kalsifikasi intima dari media. Lumen kapal dapat dihapuskan atau nyata menyempit.
      Terlihat terutama pada orang tua, umumnya dalam arteri dari ekstremitas.
      Ditandai dengan kalsifikasi dari media tunica tetapi tanpa penebalan intima atau penyempitan lumen pembuluh. Suatu bentuk yang serupa dari kalsifikasi intramural, menampilkan gambar dari sebuah fase awal arteriosclerosis, tampaknya disebabkan oleh sejumlah obat yang memiliki mekanisme antiproliferatif tindakan.

5)    Penyakit Jantung Koroner
o   Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.
o   Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika beristirahat.
o   Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.
o   Penyakit jantung koroner (coronary heart disease) adalah penyakit jantung yang ditandai dengan penyempitan atau penyumbatan Arteri Koronaria, terutama disebabkan oleh atherosclerosis.
o   Atherosclerosis adalah penyakit dengan terbentuknya plak (plaque) atheroma pada dinding dalam arteri.
o   Faktor Risiko :
      Kadar Kolesterol Tinggi.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dl. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dl (border line = 240).
Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas 140/90 mmhg.
      Trombosis
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat.
      Kegemukan
Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.
      Diabetes mellitus .
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
      Penuaan
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
      Keturunan
Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.

B.     Penyakit Autoimun
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh seharusnya melindungi tubuh dari zat berbahaya dari virus, bakteri, racun, dan lainnya. Tapi bila sistem imun mengalami gangguan, justru akan menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Gangguan ini disebut gangguan atau penyakit autoimun. Gangguan autoimun adalah suatu kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan jaringan sehat.
Normalnya, pasukan sistem kekebalan tubuh sel darah putih membantu melindungi tubuh terhadap zat berbahaya, yang disebut antigen. Contoh antigen termasuk bakteri, virus, racun, sel-sel kanker dan darah atau jaringan dari orang atau spesies lain. Sistem kekebalan tubuh akan membuat antibodi yang menghancurkan zat-zat berbahaya. Tapi pada pasien dengan gangguan autoimun, sistem kekebalan tidak bisa membedakan antara jaringan tubuh yang sehat dan antigen.
Hasilnya adalah resposn imun yang merusak jaringan tubuh normal. Ini adalah reaksi hipersensitivitas mirip dengan respon di alergi. Pada alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat eksternal yang biasanya akan diabaikan. Tapi pada gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap jaringan tubuh normal. Yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan antara jaringan normal dan antigen tidak diketahui.
Penyakit autoimun terdiri dari dua golongan, yaitu :
1.  Khas organ (organ specific) dengan pembentukan antibodi yang khas organ; contoh : Thiroiditis, dengan auto-antibodi terhadap tiroid; Diabetes Mellitus, dengan auto-antibodi terhadap pankreas; sclerosis multiple, dengan auto-antibodi terhadap susunan saraf; penyakit radang usus, dengan auto-antibodi terhadap usus.
2.  Bukan khas organ (non-organ specific), dengan pembentukan auto antibodi yang tidak terbatas pada satu organ.
Contoh : Systemic lupus erythemathosus (SLE), arthritis rheumatika, vaskulitis sistemik dan scleroderma, dengan auto-antibodi terhadap berbagai organ.

Penyakit autoimun timbul akibat patahnya toleransi kekebalan diri dan dipengaruhi oleh berbagai faktor (multi faktor). Faktor-faktor yang bersifat predisposisi dan/atau bersifat kontributif adalah:

1.  Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan risiko penyakit autoimun. Reaksi autoimun dijumpai .
2.  Kelamin (gender), yaitu wanita lebih sering daripada pria.
3.  Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikoplasma, streptokok, Klebsiella, malaria, dll, berhubungan dengan beberapa penyakit autoimun;
4.   Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat shock protein) sering sebagai antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang dengan antigen mikroba;
5.   Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat menginduksi penyakit autoimun;
6.   Umur, yaitu sebagian besar penyakit autoimun terjadi pada usia dewasa.

Gangguan autoimun dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1.     Perusakan satu atau lebih jenis jaringan tubuh
2.     Pertumbuhan organ abnormal
3.     Perubahan fungsi organ Gangguan autoimun dapat mempengaruhi satu atau lebih organ atau jaringan. Organ dan jaringan yang umumnya terkena oleh gangguan autoimun adalah sel darah merah, pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin seperti tiroid atau pankreas, otot, sendi, dan kulit.
Sistem kekebalan pada keadaan tertentu tidak mampu bereaksi terhadap antigen yang lazimnya berpotensi menimbulkan respon imun. Keadaan tersebut disebut toleransi kekebalan (immunological tolerance) dan terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :

1.     Deleksi klonal, yaitu eliminasi klon (kelompok sel yang berasal dari satu sel) limfosit, terutama limfosit T dan sebagian kecil lmfosit B, selama proses pematangan;
2.     Anergi klon, yaitu ketidakmampuan klon limfosit menampilkan fungsinya;
3.     Supresi klon, yaitu pengendalian fungsi “pembantu” limfosit T.

Pada umumnya, sistem kekebalan dapat membedakan antar antigen diri (self antigen) dan antigen asing atau bukan diri (non-self antigen). Dalam hal ini terjadi toleransi imunologik terhadap antigen diri (self tolerance). Apabila sistem kekebalan gagal membedakan antara antigen self dan non-self, maka terjadi pembentukan limfosit T dan B yang auto reaktif dan mengembangkan reaksi terhadap antigen diri (reaksi auto imun).
Seseorang bisa memiliki lebih dari satu gangguan autoimun pada saat yang sama. Ada lebih 80 jenis penyakit akibat gangguan autoimun.


Berikut beberapa contoh penyakit karena serangan sistem imun tubuh :
1)    Psoriasis
o   Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
o   Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
o   Penyebaran terjadi di seluruh dunia sekitar 1-2%
o   10-25% pasien mengalami psoriasis arthritis.
o   Kedua jenis kelamin dengan kemungkinan yang sama.
o   Terjadi awal pada usia 20an hingga usia 50an. \
o   Faktor-faktor yang dapat memicu psoriasis diantaranya adalah :
1. Trauma fisik (
Koebner Phenomenon)
      Akibat gesekan ataugarukan.
2.     Infeksi  
      Infeksi streptokokus dapat menyebabkan psoriasis gutata
3.     Stress
      Faktor lain yang memicu timbulnya psoriasis yaitu stress, insidensinya sebanyak 40% dan lebih tinggi lagi pada anak-anak.
4.     Obat 
      Obat-obatan yang dapat memicu timbulnya psoriasis yaitu glukokortikoid, lithium, obat antimalaria, dan B blocker.
o   Psoriasis dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu :
1. Psoriasis Vulgaris
2. Psoriatik Eritroderma
3. Psoriasis Pustular
4. Psoriasis gutata
5. Fleksural psoriasis
o   Ada 2 tipe utama lesi dari psoriasis yaitu :
a.     Tipe inflamatori 
      Manifestasi yang timbul yaitu adanya inflamasi, eruptif, yang kecil. Lesi bisa berbentuk gutata (seperti tetesan air) atau nummular (seperti koin)
b.    Tipe plak yang stabil
      Gejala lain yang timbul pada kulit diantaranya gatal (pruritus) terutama di daerah kepala dan anogenital, akantosis, parakeratosis, dan lesi biasanya ditutupi oleh plak berwarna keperakan.
o   Ada lokasi-lokasi khusus dimana psoriasis sering terjadi, yaitu :
1. Kepala (scalp) 
      Timbul plak yang berbatas tegas, dengan scaling yang tebal.
2.     Telapak tangan dan kaki 
      Adanya plak keabuan yang tebal, hyperkeratosis, dan scaling. Deskuamasi menunjukan proses inflamasi.
3.     Batang tubuh (trunk)
      Lesi yang timbul biasanya berbentuk gutata.
4.     Wajah 
      Jarang mengenai area ini.
2)    Lupus Erythematosus
o   Lupus erythematosus adalah sekumpulan penyakit auto-imun yang menyerang jaringan tubuh sendiri yang sehat
o   Lupus erythematosus menyebabkan peradangan menahun yang lebih banyak didapatkan pada wanita daripada pria
o   Gejalanya yang paling sering ditemukan yaitu nyeri sendi, ruam kulit, dan keletihan
o   Lupus eritematosus adalah nama yang diberikan untuk koleksi penyakit autoimun , di mana sistem kekebalan tubuh manusia menjadi hiperaktif dan serangan normal, sehat jaringan . Gejala penyakit ini dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh yang berbeda, termasuk sendi , kulit , ginjal , darah sel , jantung , dan paru-paru.
o   Lupus erythematosus dapat bermanifestasi sebagai penyakit sistemik atau dalam murni kulit bentuk juga dikenal sebagai lengkap lupus erythematosus. Lupus memiliki empat jenis utama:
·   Sistemik
·   Obat-induced
·   Neonatal
o   Dari jumlah tersebut, lupus eritematosus sistemik (juga dikenal sebagai SLE) adalah bentuk paling umum dan seriustanda dan gejala
o   Gejala bervariasi dari orang ke orang, dan dapat datang dan pergi. Hampir semua orang dengan Lupus memiliki nyeri sendi dan bengkak. Beberapa mengembangkan arthritis. Sendi yang sering terkena adalah jari, tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Gejala umum lainnya termasuk :
·         Nyeri dada saat mengambil napas dalam-dalam
·         Kelelahan
·         Demam tanpa penyebab lainnya
·         Umum ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)
·         Rambut rontok
·         Luka mulut
·         Sensitivitas terhadap sinar matahari
·         Ruam kulit - sebuah "kupu-kupu" ruam di sekitar orang-orang setengah dengan SLE.
·         Pembengkakan kelenjar getah bening
o   Fotosensitifitas merupakan gejala yang dikenal lupus, namun hubungannya dengan dan pengaruh pada aspek lain dari penyakit ini tetap harus didefinisikan.
o   Penyebab fotosensitifitas mungkin termasuk:
·         Perubahan autoantibody lokasi
·         Sitotoksisitas
·         Menginduksi apoptosis dengan autoantigens di blebs apoptosis
·         Upregulation molekul adhesi dan sitokin
·         Menginduksi oksida nitrat sintase ekspresi
·         Ultraviolet yang dihasilkan antigenik DNA .
o   Tumor necrosis factor alpha juga tampaknya memainkan peran dalam perkembangan fotosensitifitas.
o   Seluruh Dunia
·         Diperkirakan 5 juta orang di seluruh dunia memiliki beberapa bentuk Lupus.
·         70% kasus Lupus didiagnosis adalah Systemic Lupus Erythematosus .
·         20% dari orang dengan lupus akan memiliki orang tua atau saudara yang sudah memiliki lupus atau dapat mengembangkan lupus.
·         Sekitar 5% dari anak yang lahir dari orang dengan lupus akan mengembangkan penyakit.
o   Inggris
·         Mempengaruhi perempuan Inggris jauh lebih banyak daripada laki-laki dengan rasio 7:1, artinya betina 7 kali lebih mungkin untuk memiliki penyakit.
·         Perkiraan jumlah perempuan Inggris dengan SLE ​​adalah 21,900, dan laki-laki Inggris dengan Lupus adalah 3000 -. Total 24.700, atau 0,041% dari populasi
·         SLE adalah lebih umum di antara kelompok etnis tertentu daripada yang lain, terutama yang berasal dari Afrika.

o   Amerika Serikat

·         Terjadi dari bayi sampai usia tua, dengan puncak kejadian antara usia 15 dan 40.
·         Mempengaruhi perempuan as jauh lebih banyak daripada laki-laki dengan rasio 6-10:1, artinya betina 6-10 kali lebih mungkin untuk memiliki penyakit.
·         Data prevalensi terbatas. Perkiraan bervariasi dan berkisar 1,8-7,6 kasus per 100.000 orang per tahun di bagian benua amerika serikat.
·         Lupus adalah dua sampai tiga kali lebih umum di kalangan perempuan warna - afrika amerika, hispanik / latin, asia, penduduk asli amerika, alaska pribumi, penduduk asli hawaii dan kepulauan pasifik lainnya -. Dari kalangan wanita kaukasia
3)    LADA
o   LADA (Latent Autoimmune Diabetes in Adults) adalah bentuk diabetes auto-imun (seperti Diabetes Tipe 1) namun awitannya terjadi pada usia lebih lanjut (seperti Diabetes Tipe 2), yaitu usia > 25 tahun
o   Diabetes autoimun laten orang dewasa (LADA) adalah sebuah konsep yang diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggambarkan lambat-onset diabetes tipe 1 autoimun pada orang dewasa. Orang dewasa dengan LADA sering awalnya salah didiagnosis sebagai memiliki diabetes tipe 2 berdasarkan usia mereka, bukan etiologi.
o   Dalam waktu + 6 tahun sejak awitan akan mengalami progresi ke kebutuhan terapi insulin
o   Dinamakan juga sebagai Diabetes Tipe 1.5
o   LADA dapat didiagnosis dengan menggunakan salah satu ketentuan sebagai berikut:
·         Diabetes autoimun laten dewasa
·         Diabetes autoimun akhir-onset dewasa
·         Diabetes autoimun laten penuaan [2]
·         Onset lambat diabetes tipe 1, atau
·         Jenis 1.5 (tipe satu-dan-a-setengah) diabetes
o   Komite Ahli pada Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus tidak mengenal istilah LADA, melainkan termasuk LADA dalam definisi tipe 1 diabetes autoimun : "Tipe 1 diabetes hasil dari kehancuran autoimun selular yang dimediasi sel beta dari pankreas. Pada diabetes tipe 1, laju kerusakan sel beta cukup bervariasi, yang cepat dalam beberapa individu (terutama bayi dan anak-anak) dan lambat dalam diri orang lain (terutama orang dewasa). " The National Institutes of Health (NIDDK) mendefinisikan LADA sebagai "suatu kondisi di mana diabetes tipe 1 berkembang pada orang dewasa".
o   Diperkirakan bahwa lebih dari 50% orang didiagnosis diabetes non-obesitas yang berhubungan dengan tipe 2 sebenarnya mungkin memiliki LADA.
o   Asam glutamat dekarboksilase autoantibodi (GADA), sel islet autoantibodi (ICA), insulinoma terkait (IA-2) autoantibody, dan seng transporter autoantibodi (znt8) pengujian harus dilakukan pada semua orang dewasa yang tidak obesitas yang didiagnosis dengan diabetes. Tidak semua orang yang memiliki LADA tipis, namun-ada kelebihan berat badan individu dengan LADA tetapi yang salah didiagnosis karena berat badan mereka.
o   Sekarang menjadi jelas bahwa diabetes autoimun mungkin sangat kurang terdiagnosis pada banyak individu yang memiliki diabetes, dan bahwa indeks massa tubuh mungkin memiliki tingkat penggunaan agak terbatas dalam hubungan dengan diabetes autoimun laten.
o   Banyak dokter atau spesialis diabetes tidak mengakui LADA atau tidak tahu bahwa diabetes tipe 1 sering terjadi pada orang dewasa, dan sebagainya LADA adalah salah didiagnosis sebagai atau keliru untuk diabetes tipe 2 sangat sering.
o   Karakteristik lain dari LADA yang dapat membantu dalam diagnosis diferensial meliputi:
·         Onset biasanya pada usia 25 tahun atau lebih tua
·         Awalnya meniru diabetes 2 (pasien biasanya tipis atau berat badan normal, meskipun beberapa mungkin jenis non-obesitas kelebihan berat badan untuk minimal obesitas )
·         Seringkali, tetapi tidak selalu, kurangnya sejarah keluarga untuk DMT2 (riwayat keluarga diabetes tipe 2 kadang-kadang terlibat mengenai laten autoimun orang dewasa diabetes)
·         Orang dengan LADA adalah insulin resisten seperti, tapi pada tingkat prevalensi kurang dari, Tipe 2
·         Antigen (HLA) gen leukosit manusia yang berhubungan dengan diabetes tipe 1 terlihat di LADA tetapi tidak pada diabetes tipe 2
·         Meskipun beberapa orang yang memiliki diabetes tipe 2 mungkin menyuntikkan insulin, hal ini jarang terjadi, sebaliknya, orang dengan LADA membutuhkan suntikan insulin sekitar tiga sampai 12 tahun setelah disebut tipe 2 diabetes diagnosis
o   Diperkirakan bahwa antara 6-50% dari semua orang, tergantung pada populasi, didiagnosa dengan diabetes tipe 2 mungkin benar-benar memiliki LADA. Jumlah ini account untuk 5% -10% diperkirakan dari total populasi diabetes di AS atau, sebanyak 3,5 juta orang dengan LADA.
4)    Sindroma Myasthenia
o   Terdapat 2 jenis sindroma myasthenia, yaitu :
1.     Myasthenia gravis
      Pada sindrom jenis ini dibentuk autoantibodi terhadap reseptor asetil kolin sehingga terjadi hambatan ikatan asetilkolin dengan reseptornya dan menyebabkan gagalnya transmisi isyarat syaraf ke otot. Autoantibodi tersebut ditemukan di dalam serum pada 85 otot.
      Kelemahan otot mata yang menyebabkan penglihatan ganda dan menurunnya kelopak mata adalah tanda yang khas.
      Kelemahan otot larings menyebabkan dysphonia. Otot-otot lain dapat terserang pada perkembangan penyakit lebih lanjut.
      Kematian biasanya disebabkan kegagalan otot pernapasan.
      Pada penderita muda dan wanita sering dijumpai kelainan timus, seperti hiperplasi timus dan timoma.
      Gejala kelemahan otot dapat diperbaiki dengan timektomi atau pengobatan dengan inhibitor kholinesterase atau plasmapheresis untuk membuang antibodi yang berbahaya dari sirkulasi.
      Pengobatan tersebut bersifat menghilangkan gejala sementara sedangkan penyakitnya belum dapat disembuhkan.
2.     Sindroma myasthenia Lamber-Eaton
      Terbentuk antibodi terhadap protein kanal kalsium (calcium channel protein) yang menghambat pelepasan asetilkolin dari ujung saraf.
      Sindroma ini adalah contoh penyakit autoimun paraneoplastik. Kebanyakan menderita karsinoma paru jenis oat cell, yang dianggap menjadi dasar timbulnya reaksi autoimun terhadap protein kanal kalsium.
      Berbeda dengan myasthenia gravis, kelemahan otot dapat membaik pada pergerakan. Pengobatan bersifat simtomatik karena kankernya sulit disembuhkan.
5)    Skleroderma (sklerosis sistemik)
o   Kelainan ini ditandai dengan fibrosis terutama pada kulit, yang dapat disertai atau kemudian melibatkan berbagai organ seperti saluran pernapasan, saluran cerna, jantung, ginjal, vaskuler. Berdasarkan luasnya sistem yang terjangkit, akhir-akhir ini dibuat kategori atas :
1.     Skleroderma difus
      Jika dalam waktu singkat sudah melibatkan berbagai organ;
2.      Skleroderma lokal
      Jika baru melibatkan berbagai organ setelah waktu yang lama.
o   Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita pada usia sekitar 50-60 tahun.
o   Manisfestasi pada kulit berupa atrofi kulit yang biasanya dimulai dari jari-jari kemudian menjalar ke arah proksimal yaitu ke leher dan muka.
o   Kelainan saluran cerna ditandai dengan kesulitan menelan, malabsorbs, obstruksi, nyeri perut, anemi dan berat badan yang menurun. Hal ini disebabkan terjadi fibrosis lapisan muskularis dan lapisan mukosa.
o   Sesak napas dapat terjadi akibat fibrosis paru, dan hal ini dapat pula berakibat pada terjadinya payah jantung kanan. Manifestasi ginjal berupa proteinuria ringan serta hipertensi yang sering berat atau progresif.
o   Mekanisme yang mendasari kelainan ini adalah berbagai hal yang menyebabkan / mengaktifkan proses fibrosis.
o   Proses ini dapat terjadi melalui aktifasi sel T oleh antigen tertentu (autoantigen) yang kemudian menghasilkan sitokin yang mengaktifkan sel mast dan makrofag. Makrofag dan sel mast kemudian menghasilkan tumor necrosis factor (TNF), pltelet derived growth factor (PDGF), chemotactic factor (CF), transforming growth factor beta (TGF-β) dan IL-1. Semua sitokin ini akan memacu proliferasi fibroblas dan fibrosis.
o   Jalur lain adalah melalui cedera vaskuler oleh sebab yang tidak diketahui, kemudian terjadi agregasi trombosit, pembentukan mikrotrombi, oklusi, iskemi, nekrosis dan diakhiri dengan fibrosis.
o   Pada penderita ini juga dijumpai ANA; dua jenis ANA yang dianggap diagnostik untuk skleroderma adalah anti-Sc170, dan antisentromer.
6)    Sindroma Syogren
o   Penyakit ini ditandai dengan keluhan kekeringan pada mata (xerophtalmia) dan mulut (xerostomia). Kelenjar eksokrin lain dapat juga terlibat antara lain di saluran pernapasan, saluran cerna serta reproduksi.
o   Pada kelenjar liur dan kelenjar air mata dijumpai disebukan limfosit padat disertai atrofi asinus atau duktus. Sebagian besar sel limfosit adalah sel T penolong dan sebagian kecil adalah sel B serta sel plasma. Diduga sel T sitotoksik dan Ig (autoantibodi) yang melakukan destruksi terhadap asinus dan duktus. Hal yang menarik adalah dtemukannya monoklonalitas pada populasi sel B di jaringan kelenjar; dan memang pada sebagian kasus, di kemudian hari ternyata berkembang menjadi limfoma malignum.
o   Kelainan ini dapat terjadi secara tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit autoimun yang lain seperti atritis reumatoid, LES, skleroderma dll.
o   Auto antibody yang ditemukan antara lain ANA, anti ribonukleoprotein (RNP) : SS-A (Ro) dan SS-B (La); sel LE dan faktor rheumatoid. SS-A dan SS-B adalah antibodi yang diagnostik untuk sindroma Syögren.
o   Gejala klinik dapat berupa penglihatan yang kabur, mata gatal bahkan ulserasi kornea; sariawan-fisura mulut, kesulitan menelan, penurunan daya pengecap, pembengkakan parotis. Dapat juga terjadi gangguan pada hidung berupa epistaksis, kering dan ulserasi septum; bronkitis, pneumonitis dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar