SIKLUS MENSTRUASI
Tanda
masuknya masa pubertas berbeda antara wanita dan pria. Pada pria, masuknya masa
pubertas ini ditandai oleh mimpi basah, sedangkan pada wanita ditandai oleh
datangnya menstruasi atau haid. Perubahan fisiologis ini ditandai dengan
keluarnya darah dari kelamin wanita, karena lepasnya sel telur. Siklus ini
terus berlangsung setiap bulannya hingga seorang wanita mengalami menopause
(berhenti dari haid).
Haid
atau "datang bulan" merupakan siklus normal dan dialami setiap wanita
sebagai tanda sistem reproduksi yang sehat. Wanita mulai mengalami hal ini
ketika usia sekolah yaitu antara umur 9 sampai 16 tahun. Siklus haid pada
wanita biasanya terjadi sebulan sekali yaitu antara 28 - 35 hari, dan
berlangsung selama 3 hingga 15 hari, kecuali ada faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi perubahan siklus, seperti terjadinya pembuahan.
Paada saat menstruasi terjadi peluruhan dinding rahim.
Peluruhan tersebut akan berlangsung tiap bulannya, sehingga terjadinya proses
pembersihan rahim karena ovum yang tidak dibuahi. Bagi wanita tidak asing lagi
dengan haid setiap bulannya kecuali jika adanya pembuahan (kehamilan.
Regulasi Hormonal Terhadap Daur Menstruasi
Kontrol hormonal pada alat
reproduksi wanita
Sekurang-kurangnya ada 5 hormon
utama yang berperan dalam pengaturan dan pengkoordinasian daur pembentukan
folikel di uterus, yakni:
a. GnRH (Gonadotropic Releasing Hormone) yang
diproduksi oleh hipotalamus di otak
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan
oleh lobus anterior dari hipofisis.
c. LH (Luteinizing Hormon)
yang dihasilkan oleh lobus anterior dari hipofisis.
d. Estrogen, yang dihasilkan oleh teka folikuli
interna dari folikel yang sedang berkembang menjadi folikel de Graaf.
e. Progesteron, yang dihasilkan oleh korpus
luteum.
1. Daur
Ovarium
Pada
akhir suatu menstruasi, GnRH menginduksi lobus anterior dari hipofisis
memproduksi FSH dan LH. Melalui peredaran darah kedua hormon tersebut tiba di
ovarium, akan tetapi folikel primer belum mempunyai reseptor untuk menangkap LH.
Hormon FSH menginduksi perkembangan folikel. Menjelang pembentukan folikel
de Graaf, sel-sel yang meliputi membrana granulosa berkondensasi dan
membentuk lapisan, yang disebut teka folikuli interna dan
berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin ini menghasilkan hormon
estrogen. Di bagian luar dari teka folikuli interna sel-sel membentuk teka
folikuli eksterna.
Mendekati
pematangan folikel de Graaf, produksi hormon estrogen meninggi dengan cepat.
Konsentrasi hormon estrogen yang tinggi memberikan umpan balik positif terhadap
hypothalamus untuk meningkatkan produksi GnRH, sehingga produksi FSH dan LH
meningkat.
Kini
folikel telah diilengkapi dengan reseptor untuk mengikat hormon LH dan
peningkatan hormon LH menginduksi pematangan folikel de Graaf dan kemudian
mengalami ovulasi. Setelah ovulasi, LH berfungsi mengubah folikel menjadi korpus
luteum.
Jika
ovum dibuahi (terjadi kehamilan), maka korpus luteum dipertahankan selama 3
sampai 4 bulan. Hormon progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum diperlukan untuk mempertahankan endometrium dari
uterus agar tidak melecet pada bulan-bulan pertama dari
kehamilan. Sesudah 4 bulan korpus luteum berdegenerasi dan tidak menghasilkan
hormon progesteron lagi. Pada waktu ini plasenta mulai menghasilkan hormon
progesteron.
Jika
ovum tidak dibuahi, korpus luteum masih dapat bertahan selama kurang lebih 14
hari, dan kemudian berdegenerasi. Sel-sel luteal berubah menjadi jaringan
fibrous berwarna putih,. sehingga disebut korpus albikans.
Produksi hormon progesteron praktis berhenti.
2. Daur
menstruasi
Satu daur menstruasi (menses) dihitung mulai
dari hari pertama terjadi pendarahan menses sampai pada hari pertama pendarahan
menses berikutnya. Daur menstruasi dapat dibagi atas 4 fase, yakni:
a.
Pasca menstruasi
b.
Proliferasi
c. Sekretoris
d.
Menstruasi
Dinding
uterus terdiri atas 3 lapis, yakni dari ruang uterus ke permukaan
berturut-turut:
a.
Endometrium
b.
Miometrium
c.
Epimetrium
Lapisan
yang berperan dalam daur menstruasi, ialah endometrium. Lapisan endometrium
masih dapat dibagi atas 3 lapisan, yakni:
a.
Stratum kompaktum
b.
Stratum spongiosum
c.
Stratum basalis
Permukaan endometrium (stratum kompaktum)
dilapisi oleh sel-sel epitel. Pembuluh daerah arteri ada yang berjalan melilit
(spiral) dan vertikal dan ada pula yang lurus vertikal di daerah stratum
basalis
A. Pasca menstruasi
Pada waktu menstruasi berhenti,
stratum kompaktum dan stratum spongiosum dari endometrium telah selesai melecet (mengelupas atau
mengalami erosi). Pada waktu ini konsetnrasi hormon estrogen dan hormon
progesteron rendah, dan keadaan ini
memberikan umpan balik positif bagi hipothalamus untuk meningkatkan produksi hormon
GnRH, sehingga produksi FSH dan LH mulai pula dinaikkan. Pasca menstruasi
berlarigsung kurang lebih 4 hari.
B. Fase
proliferasi
Pada
fase ini endometrium mulai menebal kembali secara progresif. Penebalan
dimungkinkan oleh proliferasi atau perbanyakan sel-sel endometrium di lapisan stratum basale yang tidak mengalami erosi
pada waktu menstruasi. Proliferasi sel diinduksi oleh hormon estrogen
yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel yang
sedang berkembang menjadi folikel de Graaf. Jadi, sementara
folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang diinduksi oleh hormon FSH,
maka endometrium berproliferasi menjadi
tebal oleh hormon estrogen. Pada fase proliferasi tidak hanya terjadi penebalan
endometrium, akan tetapi pula terjadi regenerasi
kelenjar-kelenjar
dan pembuluh darah yang terpotong pada
waktu menstruasi.
Akhirnya
terbentuk lagi stratum kompaktum dan stratum songiosum
dari endometrium. Fase ini berlangsung kurang lebih 12 hari.
C. Fase Sekretoris
Pada fase sekretoris tebalnya endometrium telah
maksimum, yakni 5 sampai 7 mm.
Pada pasca menstruasi tebal endometrium sisa 0,5 sampai 1 mm. Bagian basal dari
kelenjar-kelenjar uterus yang tersisa pada waktu menstruasi bertumbuh memanjang
dan kemudian berkelok-kelok. Diameter kelenjar bertambah. Sel-sel kelenjar
banyak memproduksi glikogen. Pada fase ini bagian apikal sel-sel kelenjar
melepaskan diri dan disekret ke ruang uterus bersama glikogen dan sekret lain,
sekret berupa lendir berfungsi untuk menerima blastokista, jika terjadi
pembuahan.
Setelah
ovulasi, hormon LH dari lobus anterior hipophysis menginduksi folikel de
Graaf yang tersisa menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini memproduksi hormon progesteron. Oleh peredaran darah hormon
progesteron tiba di uterus dan menginduksi sekresi kelenjar-kelenjar
serta mempertahankan eksistensi tebalnya endometrium, sebagai persiapan untuk
implantasi dan tempat perkembangan embrio. Fase ini berlangsung kurang lebih 8
hari.
D. Fase menstruasi
Jika
ovum tidak dibuahi, maka menjelang akhir fase sekretoris hormon estrogen dan
progesteron makin meningkat. Konsentrasi tinggi dari kedua hormon tersebut memberikan
umpan balik negatif bagi hipotalamus, sehingga produksi homron GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan
LH. Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH
untuk berfungsi mulai berdegenerasi dan berubah menjadi korpus albikans.
Hal ini mengakibatkan penurunan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron.
Karena progesteron berfungsi mempertahankan fase sekretoris dan keutuhan
tebalnya endometrium, maka pada waktu konsentrasi hormon progesteron menuju
tajam, stratum kompaktum dan stratum spongiosum mengalami erosi. Pembuluh darah
terpotong, sehingga terjadi perdarahan. Peristiwa ini disebut menstruasi.
Darah menstruasi tidak
berkoagulasi. Erosi endometrium tidak terjadi sekaligus, melainkan setempat demi
setempat sampai akhir menstruasi. Stratum basalis yang tersisa bertumbuh kembali pada fase proliferasi dari daur
berikutnya. Fase ini berlangsung kurang lebih 4 hari.
Menstruasi
pertama kali disebut dengan menarche. Faktor psikologis cukup berperan ketika
terjadi menarche. Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalisasi dan
video-video asusila yang banyak beredar sehingga megakibatkan menarche terjadi
lebih dini yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 10 tahun.
Nukleus amigdale memegang peranan penting sebagai
“pubertas inhibitor” sehingga hipotalamus tidak merangsang hipofise untuk
mengeluarkan ‘gonadotrophine hormonal” terlalu dini.
Pada permulaan menstruasi sampai dengan usia 17-18
tahun sering tejadi ‘anovulasi’ sehingga “estrogen yang dominan” mempunyai kesempatan
untuk merangsang organ seks sekunder untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Siklus Menstruasi Wanita
Masa subur
wanita dinyatakan sebagai masa di mana terdapat sel telur yang siap
dibuahi oleh sperma (dan bersamaan dengan itu ada sperma yang siap membuahi sel
telur). Sel telur yang siap dibuahi adalh sel telur yang telah dilepaskan dari
indung telur dalam suatu proses yang disebut dengan ovulasi.
Secara normal, wanita telah memiliki ribuan sel
telur yang dalam indung telur (ovarium) kiri dan kanan yang telah diperolehnya
sejak wanita itu masih berupa janin dalam kandungan ibunya. Hanya saja sel-sel
telur tersebut berada dalam keadaan diam, standby, akibat pengaruh bahan yang
dikeluarkan oleh sel folikuler (beberapa sel-sel gepeng yang bergandengan yang
membungkus masing-masing sel telur, sel-sel ini juga berada di dalam indung
telur).
Siklus Menstruasi
yang Tidak Normal
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan
menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami
menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika
jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau
jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya
masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.
1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini
digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15
tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan,
padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan
hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh
rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres,
anoreksia,
penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil
KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok
gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir
fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13
hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
- Payudara menjadi lembut dan bengkak
- Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
- Tidak tertarik seks (libido menurun)
- Jerawat berkala
- Perut kembung atau kram
- Sakit kepala atau sakit persendian
- Sulit tidur
- Sulit buang air besar (BAB)
3. Dismenore
Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri
menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke
punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram
tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal
proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan
terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena
penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat
disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid
uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang
nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan
naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air
hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat
pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang
disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan
menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan
rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid.
Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka
dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan
jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan
tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh
membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan
tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi )
antara lain:
- Pendarahan di antara periode menstruasi
- Pendarahan setelah berhubungan seks
- Perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal.
Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum
dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus,
polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan
hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.
Tanda dan gejala menstruasi
Ada beberapa tanda dan gejala yang seringkali
dialami oleh wanita sebelum atau pada saat menstruasi, antara lain:
- Rasa nyeri ketika buang air kecil
- Demam
- Sakit kepala
- Peningkatan emosi
- Keputihan
- Perut terasa mual dan mulas
- Bengkak dan nyeri pada payudara
- Bau badan yang tidak sedap
- Muncul jerawat pada bagian wajah
Tanda-tanda
tersebut hampir dialami oleh setiap wanita. Namun sebagian wanita justru merasa
biasa saja. Rasa sakit pada bagian perut saat haid bisa sangat menyiksa bagi
sebagian orang, namun belum tentu bagi yang lain. Namun, jika rasa sakit atau
nyeri haid sangat buruk dan terus-menerus, apalagi disertai muntah atau tidak
sadarkan diri, maka sebaiknya anda memeriksakan diri ke dokter. Mungkin ada
kelainan tertentu di rahim, sehingga mengalami rasa sakit yang teramat sangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar