Selasa, 18 Maret 2014

Makalah Siklus Menstruasi



SIKLUS MENSTRUASI


Tanda masuknya masa pubertas berbeda antara wanita dan pria. Pada pria, masuknya masa pubertas ini ditandai oleh mimpi basah, sedangkan pada wanita ditandai oleh datangnya menstruasi atau haid. Perubahan fisiologis ini ditandai dengan keluarnya darah dari kelamin wanita, karena lepasnya sel telur. Siklus ini terus berlangsung setiap bulannya hingga seorang wanita mengalami menopause (berhenti dari haid).
Haid atau "datang bulan" merupakan siklus normal dan dialami setiap wanita sebagai tanda sistem reproduksi yang sehat. Wanita mulai mengalami hal ini ketika usia sekolah yaitu antara umur 9 sampai 16 tahun. Siklus haid pada wanita biasanya terjadi sebulan sekali yaitu antara 28 - 35 hari, dan berlangsung selama 3 hingga 15 hari, kecuali ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perubahan siklus, seperti terjadinya pembuahan.
Paada saat menstruasi terjadi peluruhan dinding rahim. Peluruhan tersebut akan berlangsung tiap bulannya, sehingga terjadinya proses pembersihan rahim karena ovum yang tidak dibuahi. Bagi wanita tidak asing lagi dengan haid setiap bulannya kecuali jika adanya pembuahan (kehamilan.
Regulasi Hormonal Terhadap Daur Menstruasi
Kontrol hormonal pada alat reproduksi wanita
Sekurang-kurangnya ada 5 hormon utama yang berperan dalam pengaturan dan pengkoordinasian daur pembentukan folikel di uterus, yakni:
a.   GnRH (Gonadotropic Releasing Hormone) yang diproduksi oleh hipotalamus di otak
b.   FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior dari hipofisis.
c.    LH (Luteinizing Hormon) yang dihasilkan oleh lobus anterior dari hipofisis.
d.    Estrogen, yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel yang sedang berkembang menjadi folikel de Graaf.
e.    Progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum.

1.    Daur Ovarium
Pada akhir suatu menstruasi, GnRH menginduksi lobus anterior dari hipofisis memproduksi FSH dan LH. Melalui peredaran darah kedua hormon tersebut tiba di ovarium, akan tetapi folikel primer belum mempunyai reseptor untuk menangkap LH. Hormon FSH menginduksi perkembangan folikel. Menjelang pembentukan folikel de Graaf, sel-sel yang meliputi membrana granulosa berkondensasi dan membentuk lapisan, yang disebut teka folikuli interna dan berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin ini menghasilkan hormon estrogen. Di bagian luar dari teka folikuli interna sel-sel membentuk teka folikuli eksterna.
Mendekati pematangan folikel de Graaf, produksi hormon estrogen meninggi dengan cepat. Konsentrasi hormon estrogen yang tinggi memberikan umpan balik positif terhadap hypothalamus untuk meningkatkan produksi GnRH, sehingga produksi FSH dan LH meningkat.
Kini folikel telah diilengkapi dengan reseptor untuk mengikat hormon LH dan peningkatan hormon LH menginduksi pematangan folikel de Graaf dan kemudian mengalami ovulasi. Setelah ovulasi, LH berfungsi mengubah folikel menjadi korpus luteum.
Jika ovum dibuahi (terjadi kehamilan), maka korpus luteum dipertahankan selama 3 sampai 4 bulan. Hormon progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum diperlukan untuk mempertahankan endometrium dari uterus agar tidak melecet pada bulan-bulan pertama dari kehamilan. Sesudah 4 bulan korpus luteum berdegenerasi dan tidak menghasilkan hormon progesteron lagi. Pada waktu ini plasenta mulai menghasilkan hormon progesteron.
Jika ovum tidak dibuahi, korpus luteum masih dapat bertahan selama kurang lebih 14 hari, dan kemudian berdegenerasi. Sel-sel luteal berubah menjadi jaringan fibrous berwarna putih,. sehingga disebut korpus albikans. Produksi hormon progesteron praktis berhenti.
  
2.    Daur menstruasi
Satu daur menstruasi (menses) dihitung mulai dari hari pertama terjadi pendarahan menses sampai pada hari pertama pendarahan menses berikutnya. Daur menstruasi dapat dibagi atas 4 fase, yakni:
a.   Pasca menstruasi
b.   Proliferasi
c.   Sekretoris
d.   Menstruasi

Dinding uterus terdiri atas 3 lapis, yakni dari ruang uterus ke permukaan berturut-turut:
a.   Endometrium
b.   Miometrium
c.    Epimetrium
Lapisan yang berperan dalam daur menstruasi, ialah endometrium. Lapisan endometrium masih dapat dibagi atas 3 lapisan, yakni:
a.    Stratum kompaktum
b.    Stratum spongiosum 
c.    Stratum basalis

Permukaan endometrium (stratum kompaktum) dilapisi oleh sel-sel epitel. Pembuluh daerah arteri ada yang berjalan melilit (spiral) dan vertikal dan ada pula yang lurus vertikal di daerah stratum basalis
A.    Pasca menstruasi
Pada waktu menstruasi berhenti, stratum kompaktum dan stratum spongiosum dari endometrium telah selesai melecet (mengelupas atau mengalami erosi). Pada waktu ini konsetnrasi hormon estrogen dan hormon progesteron rendah, dan keadaan ini memberikan umpan balik positif bagi hipothalamus untuk meningkatkan produksi hormon GnRH, sehingga produksi FSH dan LH mulai pula dinaikkan. Pasca menstruasi berlarigsung kurang lebih 4 hari.
B.     Fase proliferasi
Pada fase ini endometrium mulai menebal kembali secara progresif. Penebalan dimungkinkan oleh proliferasi atau perbanyakan sel-sel endometrium di lapisan stratum basale yang tidak mengalami erosi pada waktu menstruasi. Proliferasi sel diinduksi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh teka folikuli interna dari folikel yang sedang berkembang menjadi folikel de Graaf. Jadi, sementara folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang diinduksi oleh hormon FSH, maka endometrium berproliferasi menjadi tebal oleh hormon estrogen. Pada fase proliferasi tidak hanya terjadi penebalan endometrium, akan tetapi pula terjadi regenerasi              kelenjar-kelenjar  dan   pembuluh  darah yang  terpotong pada waktu  menstruasi.
Akhirnya terbentuk lagi stratum kompaktum dan stratum songiosum dari endometrium. Fase ini berlangsung kurang lebih 12 hari.
C.    Fase Sekretoris
Pada fase sekretoris tebalnya endometrium telah maksimum, yakni 5 sampai 7 mm. Pada pasca menstruasi tebal endometrium sisa 0,5 sampai 1 mm. Bagian basal dari kelenjar-kelenjar uterus yang tersisa pada waktu menstruasi bertumbuh memanjang dan kemudian berkelok-kelok. Diameter kelenjar bertambah. Sel-sel kelenjar banyak memproduksi glikogen. Pada fase ini bagian apikal sel-sel kelenjar melepaskan diri dan disekret ke ruang uterus bersama glikogen dan sekret lain, sekret berupa lendir berfungsi untuk menerima blastokista, jika terjadi pembuahan.
Setelah ovulasi, hormon LH dari lobus anterior hipophysis  menginduksi folikel de Graaf yang tersisa menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini memproduksi hormon progesteron. Oleh peredaran darah hormon progesteron tiba di uterus dan menginduksi sekresi kelenjar-kelenjar serta mempertahankan eksistensi tebalnya endometrium, sebagai persiapan untuk implantasi dan tempat perkembangan embrio. Fase ini berlangsung kurang lebih 8 hari.
D.    Fase menstruasi
Jika ovum tidak dibuahi, maka menjelang akhir fase sekretoris hormon estrogen dan progesteron makin meningkat. Konsentrasi tinggi dari kedua hormon tersebut memberikan umpan balik negatif bagi hipotalamus, sehingga produksi homron GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan LH. Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH untuk berfungsi mulai berdegenerasi dan berubah menjadi korpus albikans. Hal ini mengakibatkan penurunan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron. Karena progesteron berfungsi mempertahankan fase sekretoris dan keutuhan tebalnya endometrium, maka pada waktu konsentrasi hormon progesteron menuju tajam, stratum kompaktum dan stratum spongiosum mengalami erosi. Pembuluh darah terpotong, sehingga terjadi perdarahan. Peristiwa ini disebut menstruasi. Darah         menstruasi  tidak berkoagulasi. Erosi endometrium tidak terjadi sekaligus, melainkan setempat demi setempat sampai akhir menstruasi. Stratum basalis yang tersisa bertumbuh kembali pada fase proliferasi dari daur berikutnya. Fase ini berlangsung kurang lebih 4 hari.

Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche. Faktor psikologis cukup berperan ketika terjadi menarche. Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalisasi dan video-video asusila yang banyak beredar sehingga megakibatkan menarche terjadi lebih dini yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 10 tahun.
Nukleus amigdale memegang peranan penting sebagai “pubertas inhibitor” sehingga hipotalamus tidak merangsang hipofise untuk mengeluarkan ‘gonadotrophine hormonal” terlalu dini.
Pada permulaan menstruasi sampai dengan usia 17-18 tahun sering tejadi ‘anovulasi’ sehingga “estrogen yang dominan” mempunyai kesempatan untuk merangsang organ seks sekunder untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Siklus Menstruasi Wanita

Masa subur wanita dinyatakan sebagai masa di mana terdapat sel telur yang siap dibuahi oleh sperma (dan bersamaan dengan itu ada sperma yang siap membuahi sel telur). Sel telur yang siap dibuahi adalh sel telur yang telah dilepaskan dari indung telur dalam suatu proses yang disebut dengan ovulasi.
Secara normal, wanita telah memiliki ribuan sel telur yang dalam indung telur (ovarium) kiri dan kanan yang telah diperolehnya sejak wanita itu masih berupa janin dalam kandungan ibunya. Hanya saja sel-sel telur tersebut berada dalam keadaan diam, standby, akibat pengaruh bahan yang dikeluarkan oleh sel folikuler (beberapa sel-sel gepeng yang bergandengan yang membungkus masing-masing sel telur, sel-sel ini juga berada di dalam indung telur).
Siklus Menstruasi yang Tidak Normal
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.

1. Amenore

Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas  gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.

2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
  • Payudara menjadi lembut dan bengkak
  • Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
  • Tidak tertarik seks (libido menurun)
  • Jerawat berkala
  • Perut kembung atau kram
  • Sakit kepala atau sakit persendian
  • Sulit tidur
  • Sulit buang air besar (BAB)

3. Dismenore

Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.

4. Menoragia

Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.

5. Perdarahan Abnormal

Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
  • Pendarahan di antara periode menstruasi
  • Pendarahan setelah berhubungan seks
  • Perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan  banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.

Tanda dan gejala menstruasi

Ada beberapa tanda dan gejala yang seringkali dialami oleh wanita sebelum atau pada saat menstruasi, antara lain:
  • Rasa nyeri ketika buang air kecil
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Peningkatan emosi
  • Keputihan
  • Perut terasa mual dan mulas
  • Bengkak dan nyeri pada payudara
  • Bau badan yang tidak sedap
  • Muncul jerawat pada bagian wajah
Tanda-tanda tersebut hampir dialami oleh setiap wanita. Namun sebagian wanita justru merasa biasa saja. Rasa sakit pada bagian perut saat haid bisa sangat menyiksa bagi sebagian orang, namun belum tentu bagi yang lain. Namun, jika rasa sakit atau nyeri haid sangat buruk dan terus-menerus, apalagi disertai muntah atau tidak sadarkan diri, maka sebaiknya anda memeriksakan diri ke dokter. Mungkin ada kelainan tertentu di rahim, sehingga mengalami rasa sakit yang teramat sangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar